Kamis, 03 November 2016



DRAMA PERSIAPAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA



9 Agustus 1945, berita pengeboman Nagasaki oleh sekutu sekaligus genjatan senjata Jepang disiarkan melalui radio Tokyo. Ternyata berita tersebut terdengar oleh pemuda Indonesia

Sutan Sahrir                        : Apakah kalian mendengar berita kekalahan Jepang?
Sukarni                               : Memang apa yang terjadi?
Sutan Sahrir                        : Yang kudengar, sekutu telah meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki.
Sukarni                               : Lantas, apa hubungannya dengan kita?
Chairul Shaleh                   : Menurutku, ini adalah waktu yang baik bagi bangsa ini untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Lagipula, apakah Jepang akan menepati janjinya untuk memerdekakan bangsa ini, toh sekarang Jepang sudah kalah?
Darwis                                  : Saya juga sangat setuju dengan hal itu,karena dimasa sekarang sudah tidak ada                                                                lagi penghalang apabila kita hendak memproklamasikan kemerdekaan                                                                                  Indonesia.
Sukarni                                                 : Tapi, apakah Soekarno dan anggota PPKI setuju akan hal ini?
Sutan Sahrir                        : Iya, aku juga meragukan hal itu, mereka itu kolabolator Jepang, bisa saja                                                              mereka masih menunggu keputusan Jepang akan kemerdekaan Indonesia.
Chairul Saleh                      : Kalau begitu langkah yang bisa kita lakukan adalah berunding dengan Soekarno                                                                dan golongan tua. Hanya itu satu-satunya jalan kita.
Darwis                                  : Baiklah, saya setuju, kita akan berunding di kediaman Soekarno.
Sukarni                                                 : Baiklah, saya akan memberitahukan hal ini pada para pemuda yang lain.

Perundingan dilakukan di kediaman Soekarno di Jl.Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10.00 malam. Perdebatan seriuspun terjadi antara golongan muda dan golongan tua.

Wikana                                 : Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini, Bung!
Soekarno                             : Kalau kau mau, seret leherku ke pojok ruangan ini, sehingga kau tidak perlu                                                       menunggu hingga esok hari untuk memproklamasikan bangsa ini!
Chairul Saleh                      : Bung, sekarang Jepang sudah menyerah pada sekutu, apakah kita tetap                                                               mempertaruhkan nasib kita pada pihak yang sudah menyerah begitu saja?
Moh.Hatta                          : Kalau saudara merasa mampu bahwa bangsa ini bisa berdiri sendiri, maka                                                            mengapa saudara tidak memproklamasikannya sendiri?
Darwis                                  : Bung, kami datang bukan ingin menyombongkan diri dalam memerdekakan                                                       bangsa, tapi kami mengajak seluruh kalangan bangsa untuk membuktikan                                                           bahwa Indonesia pun bisa berdiri tanpa campur tangan Jepang.
Subarjo : Lantas, apa guna Jepang membentuk PPKI dan menjanjikan kemerdekaan?
Sutan Sahrir : Mereka hanya ingin meminta kita agar mau membantu dalam perang melawan sekutu.
Soekarno : Lantas, jika sudah merdeka, apa kita bisa mengalahkan armada Jepang jika mereka kembali menjajah bangsa ini, mana bukti kalau kita punya kemampuan untuk berdiri menjadi negara merdeka?
Wikana : Tapi, inilah saat yang ditunggu-tunggu rakyat untuk terbebas dari belenggu Jepang.
Moh.Hatta : Baiklah, jika memang itu keinginan kalian, beri kami waktu untuk berunding dan memutuskan hal ini.
Sutan Sahrir : Baiklah Pak, kami akan menunggu.

Para pemudapun keluar, dan Soekarno-Hatta beserta golongan tua merundingkan hal itu.

Subarjo : Bagaimana ini bung, para pemuda mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Soekarno : Lantas, apakah kita tidak terlalu terburu-buru jika segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini?
Djojo Pranoto : Bung, mereka itu masih muda, pemikiran mereka belum matang, kita abaikan saja keinginan muluk-muluk itu.
Soekarno : Betul juga, baiklah kita putuskan untuk tidak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan kita akan menunggu keputusan PPKI dalam hal ini.

Setelah perundingan selesai, golongan muda diberitahu mengenai hasil perundingan golongan tua.

Moh.Hatta : Saudara sekalian keputusan kami adalah untuk tidak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Chairul Shaleh : Tapi bung....
Moh.Hatta : Itu adalah keputusan kami sekaligus keputusan terbaik kami.

Dengan berat hati, mereka menerima keputusan itu, namun mereka tidak putus asa.

Sutan Sahrir : Apa yang harus kita lakukan? golongan tua tidak menyetujui pendapat kita.
Yusuf Kunto : Mereka masih terpengaruh Jepang, lebih baik kita berunding dengan Soekarno-Hatta saja, tanpa golongan tua yang lain.
Shodanco Singgih : Tapi, bagaimana caranya, mereka sangat sulit untuk kita ajak berunding.
Yusuf Kunto : Begini saja, kita bawa mereka ke Rengasdengklok dan disana kita adakan perundingan lanjutan, bagaimana?
Chairul Saleh : Baiklah saya setuju, malam ini kita bawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, dan usahakan tidak ketahuan golongan tua yang lain.

16 Agustus 1945, pukul 04.00 dini hari di kediaman Soekarno.

Sutan Sahrir : Assalamualaikum, Pak
Soekarno : Waalaikumsalam, ada apa bung kenapa kalian datang kemari?
Chairul Shaleh : Begini pak, bapak beserta Bung Hatta akan kami asingkan.
Moh.Hatta : Maksudny apa Bung?
Chairul Shaleh : Kami akan membawa bapak ke Rengasdengklok agar bapak terhindar dari bentrok rakyat dan Jepang.
Soekarno : Baiklah saya ikut.
Darwis : Pak, sebaiknya keluarga bapak juga ikut, untuk menjamin keselamatan mereka.
Soekarno : Baiklah!

Akhirnya Soekarno-Hatta beserta keluarga ikut ke Rengasdengklok. Namun di lain sisi, golongan tua bingung mencari dimana Soekarno-Hatta.

Subarjo : Apakah Bung tahu kemana Soekarno-Hatta pergi?
Chairul Shaleh : Kami tidak tahu, sekalipun kami tahu kami tidak akan memberitahu kalian.
Subarjo : Kalau begitu, aku bersumpah atas namaku bahwa aku tidak akan mengganggu rencana kalian, tapi beritahukan kemana Soekarno-Hatta pergi?
Yusuf Kunto : Apakah kami bisa percaya kepada bapak?
Subarjo : Baiklah, atas nama Allah aku bersumpah tidak mengganggu rencana kalian.
Darwis : Baiklah, bapak akan kami beritahu kemana Soekarno-Hatta pergi. Bapak akah diantar Shodanco Singgih.
Subarjo : Cepat, segera antarkan aku!
Shodanco Singgih : Baik, Pak!

Dilain sisi, perundingan dengan Soekarno-Hatta tetap berlanjut.

Soekarno : Ada apakah kalian membawa kami kemari?
Darwis : Kami ingin membicarakan masalah proklamasi.
Moh.Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan dilakukan tanpa keputusan Jepang dan PPKI!
Shodanco Singgih : Pak, kesempatan seperti ini tidak datang 2x, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin!
Soekarno : Baiklah, saya setuju bahwa proklamasi kemerdekaan ini, akan dilakukan tanpa campur tangan Jepang dan PPKI, dan besok adalah hari yang tepat.
Sutan Sahrir : Saya sangat setuju dengan hal itu pak!

Pada pukul 17.30, rombongan dari Jakarta sampai di Rengasdengklok

Sutan Sahrir                        : Apa yang terjadi pak?
Soekarno                             : Sesuai dengan hasil perundingan tadi, saya putuskan bahwa proklamasI                                                              kemerdekaan ini tanpa campur tangan Jepang dan akan dilaksanakan esok                                                          hari.
Subarjo                                : Baik Pak, tapi bagaimana dengan penyusunan naskah proklamasi, jangan                                                             sampai Jepang tahu akan hal ini.
Soekarno                             : Mungkin, kita bisa pergi ke rumah Laksamana Maeda, hanya itulag tempat                                                          yang aman bagi kita.

Rombongan pun segera menuju ke rumah Maeda di Jl Imam Bonjol no 1

Subarjo                                : Selamat malam pak!
Maeda                                  : Selamat malam bung, ada apa ya?
Subarjo                                               : Begini, kami akan segera membuat teks proklamasi untuk esok hari, dan kami                                                   izin menggunakan tempat ini.
Maeda                                  : Silahkan, saya juga senang akan hal itu.
Subarjo                                : Terima kasih pak!

Perumusan Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda.
Soekarno, Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.

Acara Perumusan naskah proklamasi berjalan lancar.Tidak ditemukan kesulitan untuk menemukan rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan mereka bertiga, di perolehlah rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan naskah proklamasi untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di rumah Maeda yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang siapa saja yang akan menandatangani naskah proklamasi.

Chairul Shaleh                   : Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan ditandatangani oleh anggota PPKI.
Subarjo                                : Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan menandatanganinya?
Chairul Shaleh                   : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi untuk
                                                  melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Soekarno                             : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan masalah ini?

Sukarni                                 : Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin yang datang saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya.

Moh.Hatta                          : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari bangsa lain.

Darwis                                  : Lalu bagaimana, Bung Karno ?

Soekarno                             : Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama bangsa                                                                                 Indonesia”

Sukarni                                 : Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia. Bagaimana ?

Soekarno                             : Usul yang bagus . Bagaimana hadirin ?

Hadirin (semua)                : Kami setuju !!!

Setelah  semuanya setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi

Soekarno                          : Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.

Sayuti Melik                    : Baik, Bung . (dengan segera mengetik teks tersebut)

Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia

Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan berbincang sejenak.


Soekarno                     : Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.

Ibu Fatmawati             : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?

Soekarno                     : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.

Ibu Fatmawati             : Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?

Soekarno                     : Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan bendera ?

Ibu Fatmawati             : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?

Soekarno                     : Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha untuk menyediakannya.

Ibu Fatmawati             : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ?


Soekarno                     : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih , menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian !

Ibu Fatmawati : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti akan bapak bacakan.


Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sesaat sebelum upacara dimulai…

Soekarno                     : Bung, Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.

Latief dan Suhud        : Siap, Pak ! Kami tak akan mengecewakan Anda.




Tiba saatnya Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia…

Tokoh-tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA. Maramis, HOS Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani dll.

Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.

Pidato Soekarno :

               Saudara-saudara sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45
“Atas nama bangsa Indonesia”

Soekarno-Hatta



Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.

3 komentar:

  1. Makasih kak teksnya.
    Teksnya bagus banget deh

    BalasHapus
  2. BIG JUAN DARI ZEUSBOLA

    Hadiah Ratusan Jutaan Rupiah!

    Event Hanya Sampai 30 Nov

    Nikmati Layanan Transaksi Lainnya dari Zeusbola Seperti Deposit Via Pulsa dan Seluruh Bank Lokal Indonesia


    Segera Hubungi Customer Service Kami Melalui
    Whatsapp : +6282277104607



    #bandarjudionline #situsjudionline #bandardepositpulsa #judipulsa #slotpulsa #zeusbolaterbaik




    BalasHapus

Translate

Random Post

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

cursor

Cute Rocking Baby Monkey

cursor new

musik

Blogger templates

Blogger templates

Blogger templates

Blogroll

BTemplates.com

Popular Posts