DRAMA PERSIAPAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
9 Agustus 1945, berita pengeboman Nagasaki
oleh sekutu sekaligus genjatan senjata Jepang disiarkan melalui radio Tokyo.
Ternyata berita tersebut terdengar oleh pemuda Indonesia
Sutan Sahrir : Apakah kalian mendengar berita kekalahan Jepang?
Sukarni : Memang apa yang terjadi?
Sutan Sahrir : Yang kudengar, sekutu telah meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki.
Sukarni : Lantas, apa hubungannya dengan kita?
Chairul Shaleh : Menurutku, ini adalah waktu yang baik bagi bangsa ini untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Lagipula, apakah Jepang akan menepati janjinya untuk memerdekakan bangsa ini, toh sekarang Jepang sudah kalah?
Darwis : Saya juga sangat setuju dengan hal itu,karena dimasa sekarang sudah tidak ada lagi penghalang apabila kita hendak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sukarni : Tapi, apakah Soekarno dan anggota PPKI setuju akan hal ini?
Sutan Sahrir : Iya, aku juga meragukan hal itu, mereka itu kolabolator Jepang, bisa saja mereka masih menunggu keputusan Jepang akan kemerdekaan Indonesia.
Sutan Sahrir : Apakah kalian mendengar berita kekalahan Jepang?
Sukarni : Memang apa yang terjadi?
Sutan Sahrir : Yang kudengar, sekutu telah meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki.
Sukarni : Lantas, apa hubungannya dengan kita?
Chairul Shaleh : Menurutku, ini adalah waktu yang baik bagi bangsa ini untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Lagipula, apakah Jepang akan menepati janjinya untuk memerdekakan bangsa ini, toh sekarang Jepang sudah kalah?
Darwis : Saya juga sangat setuju dengan hal itu,karena dimasa sekarang sudah tidak ada lagi penghalang apabila kita hendak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sukarni : Tapi, apakah Soekarno dan anggota PPKI setuju akan hal ini?
Sutan Sahrir : Iya, aku juga meragukan hal itu, mereka itu kolabolator Jepang, bisa saja mereka masih menunggu keputusan Jepang akan kemerdekaan Indonesia.
Chairul
Saleh : Kalau begitu
langkah yang bisa kita lakukan adalah berunding dengan Soekarno dan golongan tua. Hanya itu satu-satunya
jalan kita.
Darwis : Baiklah, saya setuju, kita akan berunding di kediaman Soekarno.
Sukarni : Baiklah, saya akan memberitahukan hal ini pada para pemuda yang lain.
Perundingan dilakukan di kediaman Soekarno di Jl.Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10.00 malam. Perdebatan seriuspun terjadi antara golongan muda dan golongan tua.
Wikana : Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini, Bung!
Soekarno : Kalau kau mau, seret leherku ke pojok ruangan ini, sehingga kau tidak perlu menunggu hingga esok hari untuk memproklamasikan bangsa ini!
Chairul Saleh : Bung, sekarang Jepang sudah menyerah pada sekutu, apakah kita tetap mempertaruhkan nasib kita pada pihak yang sudah menyerah begitu saja?
Moh.Hatta : Kalau saudara merasa mampu bahwa bangsa ini bisa berdiri sendiri, maka mengapa saudara tidak memproklamasikannya sendiri?
Darwis : Baiklah, saya setuju, kita akan berunding di kediaman Soekarno.
Sukarni : Baiklah, saya akan memberitahukan hal ini pada para pemuda yang lain.
Perundingan dilakukan di kediaman Soekarno di Jl.Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10.00 malam. Perdebatan seriuspun terjadi antara golongan muda dan golongan tua.
Wikana : Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini, Bung!
Soekarno : Kalau kau mau, seret leherku ke pojok ruangan ini, sehingga kau tidak perlu menunggu hingga esok hari untuk memproklamasikan bangsa ini!
Chairul Saleh : Bung, sekarang Jepang sudah menyerah pada sekutu, apakah kita tetap mempertaruhkan nasib kita pada pihak yang sudah menyerah begitu saja?
Moh.Hatta : Kalau saudara merasa mampu bahwa bangsa ini bisa berdiri sendiri, maka mengapa saudara tidak memproklamasikannya sendiri?
Darwis : Bung, kami
datang bukan ingin menyombongkan diri dalam memerdekakan bangsa, tapi kami mengajak seluruh kalangan
bangsa untuk membuktikan bahwa Indonesia pun bisa berdiri tanpa campur
tangan Jepang.
Subarjo : Lantas, apa guna Jepang membentuk PPKI dan menjanjikan kemerdekaan?
Sutan Sahrir : Mereka hanya ingin meminta kita agar mau membantu dalam perang melawan sekutu.
Soekarno : Lantas, jika sudah merdeka, apa kita bisa mengalahkan armada Jepang jika mereka kembali menjajah bangsa ini, mana bukti kalau kita punya kemampuan untuk berdiri menjadi negara merdeka?
Wikana : Tapi, inilah saat yang ditunggu-tunggu rakyat untuk terbebas dari belenggu Jepang.
Moh.Hatta : Baiklah, jika memang itu keinginan kalian, beri kami waktu untuk berunding dan memutuskan hal ini.
Sutan Sahrir : Baiklah Pak, kami akan menunggu.
Para pemudapun keluar, dan Soekarno-Hatta beserta golongan tua merundingkan hal itu.
Subarjo : Bagaimana ini bung, para pemuda mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Subarjo : Lantas, apa guna Jepang membentuk PPKI dan menjanjikan kemerdekaan?
Sutan Sahrir : Mereka hanya ingin meminta kita agar mau membantu dalam perang melawan sekutu.
Soekarno : Lantas, jika sudah merdeka, apa kita bisa mengalahkan armada Jepang jika mereka kembali menjajah bangsa ini, mana bukti kalau kita punya kemampuan untuk berdiri menjadi negara merdeka?
Wikana : Tapi, inilah saat yang ditunggu-tunggu rakyat untuk terbebas dari belenggu Jepang.
Moh.Hatta : Baiklah, jika memang itu keinginan kalian, beri kami waktu untuk berunding dan memutuskan hal ini.
Sutan Sahrir : Baiklah Pak, kami akan menunggu.
Para pemudapun keluar, dan Soekarno-Hatta beserta golongan tua merundingkan hal itu.
Subarjo : Bagaimana ini bung, para pemuda mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Soekarno :
Lantas, apakah kita tidak terlalu terburu-buru jika segera memproklamasikan
kemerdekaan bangsa ini?
Djojo Pranoto : Bung, mereka itu masih muda, pemikiran mereka belum matang, kita abaikan saja keinginan muluk-muluk itu.
Soekarno : Betul juga, baiklah kita putuskan untuk tidak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan kita akan menunggu keputusan PPKI dalam hal ini.
Setelah perundingan selesai, golongan muda diberitahu mengenai hasil perundingan golongan tua.
Moh.Hatta : Saudara sekalian keputusan kami adalah untuk tidak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Chairul Shaleh : Tapi bung....
Moh.Hatta : Itu adalah keputusan kami sekaligus keputusan terbaik kami.
Dengan berat hati, mereka menerima keputusan itu, namun mereka tidak putus asa.
Sutan Sahrir : Apa yang harus kita lakukan? golongan tua tidak menyetujui pendapat kita.
Yusuf Kunto : Mereka masih terpengaruh Jepang, lebih baik kita berunding dengan Soekarno-Hatta saja, tanpa golongan tua yang lain.
Djojo Pranoto : Bung, mereka itu masih muda, pemikiran mereka belum matang, kita abaikan saja keinginan muluk-muluk itu.
Soekarno : Betul juga, baiklah kita putuskan untuk tidak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan kita akan menunggu keputusan PPKI dalam hal ini.
Setelah perundingan selesai, golongan muda diberitahu mengenai hasil perundingan golongan tua.
Moh.Hatta : Saudara sekalian keputusan kami adalah untuk tidak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Chairul Shaleh : Tapi bung....
Moh.Hatta : Itu adalah keputusan kami sekaligus keputusan terbaik kami.
Dengan berat hati, mereka menerima keputusan itu, namun mereka tidak putus asa.
Sutan Sahrir : Apa yang harus kita lakukan? golongan tua tidak menyetujui pendapat kita.
Yusuf Kunto : Mereka masih terpengaruh Jepang, lebih baik kita berunding dengan Soekarno-Hatta saja, tanpa golongan tua yang lain.
Shodanco
Singgih : Tapi, bagaimana caranya, mereka sangat sulit untuk kita ajak
berunding.
Yusuf Kunto : Begini saja, kita bawa mereka ke Rengasdengklok dan disana kita adakan perundingan lanjutan, bagaimana?
Chairul Saleh : Baiklah saya setuju, malam ini kita bawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, dan usahakan tidak ketahuan golongan tua yang lain.
16 Agustus 1945, pukul 04.00 dini hari di kediaman Soekarno.
Sutan Sahrir : Assalamualaikum, Pak
Soekarno : Waalaikumsalam, ada apa bung kenapa kalian datang kemari?
Chairul Shaleh : Begini pak, bapak beserta Bung Hatta akan kami asingkan.
Moh.Hatta : Maksudny apa Bung?
Chairul Shaleh : Kami akan membawa bapak ke Rengasdengklok agar bapak terhindar dari bentrok rakyat dan Jepang.
Soekarno : Baiklah saya ikut.
Darwis : Pak, sebaiknya keluarga bapak juga ikut, untuk menjamin keselamatan mereka.
Soekarno : Baiklah!
Akhirnya Soekarno-Hatta beserta keluarga ikut ke Rengasdengklok. Namun di lain sisi, golongan tua bingung mencari dimana Soekarno-Hatta.
Yusuf Kunto : Begini saja, kita bawa mereka ke Rengasdengklok dan disana kita adakan perundingan lanjutan, bagaimana?
Chairul Saleh : Baiklah saya setuju, malam ini kita bawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, dan usahakan tidak ketahuan golongan tua yang lain.
16 Agustus 1945, pukul 04.00 dini hari di kediaman Soekarno.
Sutan Sahrir : Assalamualaikum, Pak
Soekarno : Waalaikumsalam, ada apa bung kenapa kalian datang kemari?
Chairul Shaleh : Begini pak, bapak beserta Bung Hatta akan kami asingkan.
Moh.Hatta : Maksudny apa Bung?
Chairul Shaleh : Kami akan membawa bapak ke Rengasdengklok agar bapak terhindar dari bentrok rakyat dan Jepang.
Soekarno : Baiklah saya ikut.
Darwis : Pak, sebaiknya keluarga bapak juga ikut, untuk menjamin keselamatan mereka.
Soekarno : Baiklah!
Akhirnya Soekarno-Hatta beserta keluarga ikut ke Rengasdengklok. Namun di lain sisi, golongan tua bingung mencari dimana Soekarno-Hatta.
Subarjo :
Apakah Bung tahu kemana Soekarno-Hatta pergi?
Chairul Shaleh : Kami tidak tahu, sekalipun kami tahu kami tidak akan memberitahu kalian.
Subarjo : Kalau begitu, aku bersumpah atas namaku bahwa aku tidak akan mengganggu rencana kalian, tapi beritahukan kemana Soekarno-Hatta pergi?
Yusuf Kunto : Apakah kami bisa percaya kepada bapak?
Subarjo : Baiklah, atas nama Allah aku bersumpah tidak mengganggu rencana kalian.
Darwis : Baiklah, bapak akan kami beritahu kemana Soekarno-Hatta pergi. Bapak akah diantar Shodanco Singgih.
Subarjo : Cepat, segera antarkan aku!
Shodanco Singgih : Baik, Pak!
Dilain sisi, perundingan dengan Soekarno-Hatta tetap berlanjut.
Soekarno : Ada apakah kalian membawa kami kemari?
Darwis : Kami ingin membicarakan masalah proklamasi.
Moh.Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan dilakukan tanpa keputusan Jepang dan PPKI!
Shodanco Singgih : Pak, kesempatan seperti ini tidak datang 2x, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin!
Chairul Shaleh : Kami tidak tahu, sekalipun kami tahu kami tidak akan memberitahu kalian.
Subarjo : Kalau begitu, aku bersumpah atas namaku bahwa aku tidak akan mengganggu rencana kalian, tapi beritahukan kemana Soekarno-Hatta pergi?
Yusuf Kunto : Apakah kami bisa percaya kepada bapak?
Subarjo : Baiklah, atas nama Allah aku bersumpah tidak mengganggu rencana kalian.
Darwis : Baiklah, bapak akan kami beritahu kemana Soekarno-Hatta pergi. Bapak akah diantar Shodanco Singgih.
Subarjo : Cepat, segera antarkan aku!
Shodanco Singgih : Baik, Pak!
Dilain sisi, perundingan dengan Soekarno-Hatta tetap berlanjut.
Soekarno : Ada apakah kalian membawa kami kemari?
Darwis : Kami ingin membicarakan masalah proklamasi.
Moh.Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan dilakukan tanpa keputusan Jepang dan PPKI!
Shodanco Singgih : Pak, kesempatan seperti ini tidak datang 2x, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin!
Soekarno :
Baiklah, saya setuju bahwa proklamasi kemerdekaan ini, akan dilakukan tanpa
campur tangan Jepang dan PPKI, dan besok adalah hari yang tepat.
Sutan Sahrir : Saya sangat setuju dengan hal itu pak!
Pada pukul 17.30, rombongan dari Jakarta sampai di Rengasdengklok
Sutan Sahrir : Apa yang terjadi pak?
Soekarno : Sesuai dengan hasil perundingan tadi, saya putuskan bahwa proklamasI kemerdekaan ini tanpa campur tangan Jepang dan akan dilaksanakan esok hari.
Subarjo : Baik Pak, tapi bagaimana dengan penyusunan naskah proklamasi, jangan sampai Jepang tahu akan hal ini.
Soekarno : Mungkin, kita bisa pergi ke rumah Laksamana Maeda, hanya itulag tempat yang aman bagi kita.
Rombongan pun segera menuju ke rumah Maeda di Jl Imam Bonjol no 1
Subarjo : Selamat malam pak!
Maeda : Selamat malam bung, ada apa ya?
Subarjo : Begini, kami akan segera membuat teks proklamasi untuk esok hari, dan kami izin menggunakan tempat ini.
Maeda : Silahkan, saya juga senang akan hal itu.
Subarjo : Terima kasih pak!
Sutan Sahrir : Saya sangat setuju dengan hal itu pak!
Pada pukul 17.30, rombongan dari Jakarta sampai di Rengasdengklok
Sutan Sahrir : Apa yang terjadi pak?
Soekarno : Sesuai dengan hasil perundingan tadi, saya putuskan bahwa proklamasI kemerdekaan ini tanpa campur tangan Jepang dan akan dilaksanakan esok hari.
Subarjo : Baik Pak, tapi bagaimana dengan penyusunan naskah proklamasi, jangan sampai Jepang tahu akan hal ini.
Soekarno : Mungkin, kita bisa pergi ke rumah Laksamana Maeda, hanya itulag tempat yang aman bagi kita.
Rombongan pun segera menuju ke rumah Maeda di Jl Imam Bonjol no 1
Subarjo : Selamat malam pak!
Maeda : Selamat malam bung, ada apa ya?
Subarjo : Begini, kami akan segera membuat teks proklamasi untuk esok hari, dan kami izin menggunakan tempat ini.
Maeda : Silahkan, saya juga senang akan hal itu.
Subarjo : Terima kasih pak!
Perumusan Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda.
Soekarno,
Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.
Acara Perumusan
naskah proklamasi berjalan lancar.Tidak ditemukan kesulitan untuk menemukan
rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan mereka bertiga, di perolehlah
rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno.
Pada tanggal 17
Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan naskah proklamasi untuk yang
pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di rumah Maeda yang langsung
disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang siapa saja yang akan
menandatangani naskah proklamasi.
Chairul Shaleh : Menurut saya, sebaiknya naskah
ini jangan ditandatangani oleh anggota PPKI.
Subarjo :
Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan menandatanganinya?
Chairul Shaleh : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah
sepakat tadi untuk
melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan
Jepang.
Soekarno : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan
masalah ini?
Sukarni : Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin
yang datang saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya.
Moh.Hatta : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari
bangsa lain.
Darwis : Lalu bagaimana, Bung Karno ?
Soekarno : Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas
nama bangsa Indonesia”
Sukarni : Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks
cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia.
Bagaimana ?
Soekarno : Usul yang bagus . Bagaimana hadirin ?
Hadirin (semua) :
Kami setuju !!!
Setelah semuanya setuju, Soekarno memerintahkan
Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi
Soekarno : Tolong kau ketik teks proklamasi ini.
Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti Melik : Baik, Bung . (dengan segera mengetik teks
tersebut)
Sayuti Melik pun
mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30
WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira.
Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat
proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan penyiaran berita proklamasi
kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya.
Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan agar rakyat dapat turut
menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia
Pada saat yang sama,
Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan berbincang sejenak.
Soekarno : Alhamdulillah akhirnya
semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah menemani saya di saat-saat
yang cukup menguras pikiran ini.
Ibu Fatmawati : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah
memberikan jalan pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya
pak, apakah kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan
berlangsung ?
Soekarno : Sudah, kita akan melaksanakan
upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung
Supratman.
Ibu Fatmawati : Bukankah kita belum punya
bendera ? lantas bagaimana ?
Soekarno : Ya ampun , Bapak sampai
lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak.
Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?
Soekarno : Tentu saja. Buatlah
bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya
ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ?
Soekarno : Ide yang bagus. Ya,
bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih , menjadi “Sang Saka Merah
Putih” , Brilian !
Ibu Fatmawati : Ya
sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti akan bapak
bacakan.
Hari Jum’at pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 ,
dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sesaat sebelum
upacara dimulai…
Soekarno : Bung, Jaga baik-baik
bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud : Siap, Pak ! Kami tak akan
mengecewakan Anda.
Tiba saatnya Upacara
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia…
Tokoh-tokoh pejuang
Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA. Maramis, HOS
Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani dll.
Suasana menjadi
sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari
tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan
mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan
teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara sekalian ! Saya
telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa maha penting
dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah
berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun lamanya, gelombang
aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Kita jatuh
bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas dari
penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari
berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu
seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi
kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan
tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17
bulan 8 tahun 45
“Atas nama bangsa
Indonesia”
Soekarno-Hatta
Kemudian di
kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Hadirin
turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
terimakasih postingannya sangat bermanfaat!
BalasHapusMakasih kak teksnya.
BalasHapusTeksnya bagus banget deh
BIG JUAN DARI ZEUSBOLA
BalasHapusHadiah Ratusan Jutaan Rupiah!
Event Hanya Sampai 30 Nov
Nikmati Layanan Transaksi Lainnya dari Zeusbola Seperti Deposit Via Pulsa dan Seluruh Bank Lokal Indonesia
Segera Hubungi Customer Service Kami Melalui
Whatsapp : +6282277104607
#bandarjudionline #situsjudionline #bandardepositpulsa #judipulsa #slotpulsa #zeusbolaterbaik